Lebih Baik
Lebih baik aku menjadi cacing saja
Atau kalau tidak
Lebih baik aku tidak pernah hidup
Sedih dan marah
Karena catatan khayalan itu
Tidak akan pernah bisa terhapus
Ya begitulah
Tulisan abadi yang terukir
Tidak hanya pada batu-batu sebagai prasasti
Tetapi terukir dalam masa
Masa yang tak terlihat
25 juni 2013
Atau kalau tidak
Lebih baik aku tidak pernah hidup
Sedih dan marah
Karena catatan khayalan itu
Tidak akan pernah bisa terhapus
Ya begitulah
Tulisan abadi yang terukir
Tidak hanya pada batu-batu sebagai prasasti
Tetapi terukir dalam masa
Masa yang tak terlihat
25 juni 2013
Sajak Hidup
Kita itu pernah menjadi bayi
Menangis tangisan lugu
Karena lapar
Karena jijik
Karena sakit
Tanpa suatu harapan
Apalagi untuk merombeng
Terus menanti waktu
Terus menanti sel-sel tumbuh
Untuk menjadi nalar dan dewasa
Kedewasaan telah merubah
Kini berani memunguti sampah-sampah
Berani menjadi sampah desa atau kota
Dan kini merombeng
Menanti hari
Selalu bermandi terik-terik penghianat
Selalu minum darah yang dianggap suci
Heran...
Dengan tingkah dan kebiasaan
Menghirup...
Bergerak...
Dan mati...
21 Juni 2013
Menangis tangisan lugu
Karena lapar
Karena jijik
Karena sakit
Tanpa suatu harapan
Apalagi untuk merombeng
Terus menanti waktu
Terus menanti sel-sel tumbuh
Untuk menjadi nalar dan dewasa
Kedewasaan telah merubah
Kini berani memunguti sampah-sampah
Berani menjadi sampah desa atau kota
Dan kini merombeng
Menanti hari
Selalu bermandi terik-terik penghianat
Selalu minum darah yang dianggap suci
Heran...
Dengan tingkah dan kebiasaan
Menghirup...
Bergerak...
Dan mati...
21 Juni 2013
Lentera Hitam
Suatu hari kala memuja
Di temani lentera hitam
Dalam diamku
Dalam renungku
Dalam tatapku
Berbisik lirih
Bagai ia angin ribut tak bersuara
Bagai ia badai topan tak berasa
Hingga kini aku memuja lentera hitam itu
Lentera hitam...
Lentera hitam...
Buatku tak melihat bidadari tanpa tirai
Buatku mendengar biola tanpa pemain
Lelah...
Berfikir lentera hitam yang mungkin wangi
Atau justru wangi itu menyengat
Buat pusing, mual, dan sakit
Tapi tak tahu kenapa
Aku tidak tahu
Atau sebenarnya telah tahu
Siapa kamu si lentera hitam
Di temani lentera hitam
Dalam diamku
Dalam renungku
Dalam tatapku
Berbisik lirih
Bagai ia angin ribut tak bersuara
Bagai ia badai topan tak berasa
Hingga kini aku memuja lentera hitam itu
Lentera hitam...
Lentera hitam...
Buatku tak melihat bidadari tanpa tirai
Buatku mendengar biola tanpa pemain
Lelah...
Berfikir lentera hitam yang mungkin wangi
Atau justru wangi itu menyengat
Buat pusing, mual, dan sakit
Tapi tak tahu kenapa
Aku tidak tahu
Atau sebenarnya telah tahu
Siapa kamu si lentera hitam
Duka Aku
Hidup dalam lautan nelangsa
Berpura-pura memberi tawa
Berpura-pura berwajah ceria
Duka aku menjadi penjelma
Dewa dari kepada dewa
Merindu dunia kepada semesta
Hidup kini aku dalam masa yang hancur
Hidup kini aku dalam materi yang musnah
Hanya saja cinta
Sukma jiwa yang juga menghitam
Menghitamkan naluri dan nafsu
Kepada mereka dariku
Ijinkan aku menyentuh bayangan air
Ijinkan aku menggenggam asap
Dan ijinkan aku berpegang angin
Berpura-pura memberi tawa
Berpura-pura berwajah ceria
Duka aku menjadi penjelma
Dewa dari kepada dewa
Merindu dunia kepada semesta
Hidup kini aku dalam masa yang hancur
Hidup kini aku dalam materi yang musnah
Hanya saja cinta
Sukma jiwa yang juga menghitam
Menghitamkan naluri dan nafsu
Kepada mereka dariku
Ijinkan aku menyentuh bayangan air
Ijinkan aku menggenggam asap
Dan ijinkan aku berpegang angin
Ijinkan Aku Berdosa
Apakah aku penunggu bintang hitam
Apakah aku penunggu lautan kelam
Apakah aku penunggu bunga-bunga setan
Hingga ku tak mampu bercinta dengan nuansa kasih
Aku bagaikan sihir pemangsa
Membunuh para cahaya
Membunuh para pemberi warna
Tuhan...
Aku hanya ingin
Menjadi diri dari para pemberi warna
Menjadi diri dari para cahaya
Tuhan...
Tidaklah kau ijinkan aku
Berdosa karena bunga
Berdosa karena memangsa
Kepada mereka si ratu dunia
Apakah aku penunggu lautan kelam
Apakah aku penunggu bunga-bunga setan
Hingga ku tak mampu bercinta dengan nuansa kasih
Aku bagaikan sihir pemangsa
Membunuh para cahaya
Membunuh para pemberi warna
Tuhan...
Aku hanya ingin
Menjadi diri dari para pemberi warna
Menjadi diri dari para cahaya
Tuhan...
Tidaklah kau ijinkan aku
Berdosa karena bunga
Berdosa karena memangsa
Kepada mereka si ratu dunia
Gelombang Cacat
Kepada para pembuka celah
Dan cakrawala bersinar di hari petang
Aku akan berjalan
Dengan mataku
Untuk membuka harapan dan pandangan
Di sela-sela pantulan air laut
Di sela-sela ucapan bibir maut
Aku adalah gelombang buta
Melihat benua seperti samudra
Melihat cahaya seperti gelap
Melihat kehidupan seperti mati
Aku adalah gelombang tuli
Mendengar melodi seperti guruh
Mendengar tangisan seperti tawa
Mendengar pujian seperti hina
Aku adalah gelombang bisu
Berbicara tanpa mata
Berbicara tanpa telinga
Berbicara tanpa lidah
Aku adalah gelombang cacat
6 Juni 2013
Dan cakrawala bersinar di hari petang
Aku akan berjalan
Dengan mataku
Untuk membuka harapan dan pandangan
Di sela-sela pantulan air laut
Di sela-sela ucapan bibir maut
Aku adalah gelombang buta
Melihat benua seperti samudra
Melihat cahaya seperti gelap
Melihat kehidupan seperti mati
Aku adalah gelombang tuli
Mendengar melodi seperti guruh
Mendengar tangisan seperti tawa
Mendengar pujian seperti hina
Aku adalah gelombang bisu
Berbicara tanpa mata
Berbicara tanpa telinga
Berbicara tanpa lidah
Aku adalah gelombang cacat
6 Juni 2013
Suatu Kejahatan
Seperti ombak di langitan
Semua tampak seperti gambar-gambar bohong
Berpura-pura menjadi warna putih dan cahaya
Tetapi itu bukan suatu kejahatan
Seperti merampok, memperkosa, atau membunuh
Itu adalah titah hati
Yang berpadu pada sesuatu
Sesuatu yang berkoar-koar pada hamparan gurun
Sesuatu yang berkoar-koar pada luasnya samudra
Dan itu juga suatu kejahatan
Kejahatan tiada batas oleh dan dari ruang atau waktu
Dan terus akan menyakiti
Tanpa darah
Tanpa luka
Sampai ruang atau waktu itu
Akan menemui ajalnya
5 Juni 2013
Semua tampak seperti gambar-gambar bohong
Berpura-pura menjadi warna putih dan cahaya
Tetapi itu bukan suatu kejahatan
Seperti merampok, memperkosa, atau membunuh
Itu adalah titah hati
Yang berpadu pada sesuatu
Sesuatu yang berkoar-koar pada hamparan gurun
Sesuatu yang berkoar-koar pada luasnya samudra
Dan itu juga suatu kejahatan
Kejahatan tiada batas oleh dan dari ruang atau waktu
Dan terus akan menyakiti
Tanpa darah
Tanpa luka
Sampai ruang atau waktu itu
Akan menemui ajalnya
5 Juni 2013
Subscribe to:
Posts (Atom)