HERJAN MACAN

Waktu Yang Terulang

Aku memuja musim
Tanpa cakupan ataupun sujud
Tanpa musik budaya ataupun religi
Bersama waktu yang terulang
Di setiap sekarang

Mungkin aku akan bosan
Kepada kepercayaan yang selalu sama
Menunggu waktu yang terulang
Memuja waktu yang terulang
Sampai juga tulang-tulang berulang tercipta
READMORE
 

Tuduh

Tuduh langit menuduh
Menuduh aku dituduh
Dituduh didoa mendoa
Doa tertuduh doaku
Ku berdoa berdoa tuduh

Tuduh aku doa
Tuduh aku langit
Tuduh aku Allah
Allah aku berdoa
READMORE
 

Tak Ada

Selembut tetesan embun yang jatuh
Sejatuh jatuhnya embun karena perih terik pagi
Atau biarpun kata lembut tak selembut embun jatuh
Ke bumiku ke tanahku ke negriku

Semua bagaikan janji metafora tanpa tepati
Dan berkata tak pada setiap bentuk yang selembut lembutnya
Untuk aku jadikan pembimbing sang diri

Aku pasang mungkin
Bagaikan yang bagaikan
Seperti yang seperti
Tak pasti bagaikan seperti
Bulan bulan semua bumi tanpa sinar bintang

Tegaklah langit
Rendahlah bumi
Padahal semua tak ada
Pada langit, bumi, dan bumi lagi
READMORE
 

Ibrahim Menuduh

jika ibrahim menuduh bintang sebagai tuhan karena ia bersinar
lalu mencabut tuduhan dan kembali menuduh, bulan sebagai tuhan karena bersinar lebih besar dan terang
dan beralih kepada matahari, menuduh sebagai tuhan karena sinarnya yang sangat terang
pada akhirnya ibrahim kecewa karena matahari terbenam dan tak ada lagi

kenapa ibrahim tidak menuduh langit ?
yang tak pernah terbit
yang tak pernah terbenam
yang memasang sinar bintang, bulan, matahari pada wajahnya

kenapa ibrahim tidak menuduh nafas ?
yang setia menghidupkan
dan yang akan mematikan
READMORE
 

Hilang

semua yang telah aku saksikan
saat aku dulu kini hilang
menjadi kenangan berkedok bohong

aku saat raja menjadi muda
muda yang menikahi mudi
mudi dari kupu kupu bersayap hitam menyala

aku saat berkasta rasta
menjadi tatapan menjadi cahaya malam
pada rindu yang akan abadi
READMORE